Breaking News

Loading...

Biro Iklan Lokal Tangerang Selatan

Jejak Imani Umroh Landing Madinah : Hemat perjalanan darat 7-8 Jam dari Jeddah - Madinah

Jejak Imani Umroh Landing Madinah : Hemat perjalanan darat 7-8 Jam dari Jeddah - Madinah
Memberangkatkan Umroh, Haji Plus, Bersama Jejak Imani Telp. 0813 8468 1151

Pasang IKlan Disini

Pasang IKlan Disini
Biro Iklan Tangerang Selatan Telp. 0813 8468 1151

Dua Sekolah di Tangsel Raih Penghargaan Adiwiyata Nasional

Dua Sekolah di Tangsel Raih Penghargaan Adiwiyata Nasional
SERPONG, WEB TANGSEL - Pemerintah Kota Tangerang Selatan bersama-sama dengan masyarakatnya telah menyepakati pentingnya menjaga bumi dari pencemaran dan kerusakan. Salah satu komitmen pemerintah dalam menjaga bumi dari pencemaran dan kerusakan adalah melalui pelaksanaan pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan yang merupakan kunci untuk mempersiapkan masyarakatnya dengan pengetahuan, keahlian, nilai dan sikap agar pembangunan yang dilakukan saat ini tidak mengorbankan generasi masa depan.

Melihat persoalan lingkungan hidup yang terjadi dan memperhatikan posisi strategis kapasitas sumber daya manusia dalam memanfaatkan dan mengelola lingkungan hidup, maka program pendidikan lingkungan hidup pada jenjang pendidikan dasar dan menengah perlu terus dikembangkan untuk memberikan pemahaman, penyadaran, dan tuntunan kepada siswa dalam bersikap dan berperilaku dan berbudaya lingkungan.
Hal tersebut dikatakan oleh Irma Safitri, Kabid Informasi Peningkatan SDM dan Pemberdayaan Masyarakat Pengelolaan Lingkungan pada BLHD Kota Tangsel di kantornya, Kecamatan Setu pada Senin, 21 Desember 2015. “Kementrian Lingkungan Hidup mengembangkan program pendidikan lingkungan hidup pada jenjang pendidikan dasar dan menengah melalui program adiwiyata,” ungkap Irma.
Program ini dilaksanakan di sekolah sebagai sekolah model dengan melibatkan perguruan tinggi dan LSM yang bergerak di bidang pendidikan lingkungan hidup. “Hingga saat ini program Adiwiyata di Kota Tangerang Selatan telah menghasilkan prestasi dengan menghantarkan sekolah menjadi sekolah adiwiyata Mandiri, Sekolah Adiwiyata tingkat nasional, sekolah Adiwiyata tingkat Provinsi dan sekolah adiwiyata tingkat Kota,” jelas Irma.
Pada tahun 2015, baru saja SD Islam Al Azhar BSD dan SMP Pembangunan Jaya Bintaro mendapatkan penghargaan Adiwiyata Tingkat Nasional, yang diberikan pada Senin, 14 Desember 2015 bertempat di Auditorium Manggala Wanabakti, Jakarta. Penghargaan tersebut berbarengan dengan acara Sarasehan Adiwiyata Nasional 2015,Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bersama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengadakan yang digelar oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bersama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengadakan bertujuan untuk memberikan penghargaan bagi Sekolah yang memenuhi kriteria sebagai Sekolah Adiwiyata Nasional 2015.
“Dengan melaksanakan Program Adiwiyata akan menciptakan warga sekolah, khususnya peserta didik yang peduli dan berbudaya lingkungan, sekaligus mendukung dan mewujudkan sumberdaya manusia yang memiliki karakter bangsa terhadap perkembangan ekonomi, sosial dan lingkungan dalam mencapai pembangunan berkelanjutan di daerah,” terangnya.
Dengan begitu, dianggap perlu upaya percepatan pelaksanaan program Adiwiyata sekolah peduli dan berbudaya lingkungan yang terkait erat dengan percepatan 8 standar yakni, Standar Isi, Proses, Kompetensi lulusan, Tenaga Kependidikan, Sarana dan Prasarana, Pengelolaan, Pembiayaan, Penilaian.
Adiwiyata mempunyai pengertian atau makna sebagai tempat yang baik dan ideal di mana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup kita dan menuju kepada cita-cita pembangunan berkelanjutan.
Tujuan program Adiwiyata adalah mewujudkan warga sekolah yang bertanggung jawab dalam upaya perlindungan dan pengeloloaan lingkungan hidup melalui tata kelola sekolah yang baik untuk mendukung pembangunan berkelanjutan.
"Walaupun pada sekolah Adiwiyata terdapat kegiatan penilaian, tetapi berbeda dengan penilaian lomba pada umumnya." aku Irma. Pada kegiatan lomba setelah dilakukan penilaian maka kegiatan selesai.
Adiwiyata merupakan status yang melekat pada sekolah sehingga perhatian terhadap aspek lingkungan di sekolah harus berkelanjutan. "Bisa saja status Adiwiyata Kami tarik apabila sekolah tersebut mengendur dalam memperhatikan aspek lingkungan hidup di sekolahnya." tegas Irma.
Pelaksanaan program adiwiyata diletakkan pada dua prinsip dasar diantaranya Partisipatif, di mana dalam prinsip ini komunitas sekolah terlibat dalam manajemen pengelolaan lingkungan yang meliputi keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai tanggung jawab dan peran. Selain itu, prinsip berkelanjutan yaitu seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana dan terus menerus secara komprehensif.
Untuk mencapai tujuan program Adiwiyata, maka ditetapkan 4 komponen program yang menjadi satu kesatuan utuh dalam mencapai sekolah Adiwiyata. Keempat komponen tersebut yakni, kebijakan berwawasan lingkungan, pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan, kegiatan lingkungan berbasis partifipatif, dan pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan.
“Komponen 1 dan 2 merupakan kewenangan dan kebijakan dari kementerian pendidikan dan kebudayaan, sedangkan komponen 3 dan 4 merupakan kewenangan dan kebijakan dari kementerian lingkungan hidup,” pungkasnya.
Menurut Irma, manfaat mengikuti program Adiwiyata bisa mendukung percepatan pencapaian 8 standar nasional pendidikan yakni standar isi, proses, kompetensi kelulusan, pendidikan dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan pembiayaan dan penilaian. Sebagaimana diatur dalam PP No. 19 tahun 2006 tentang Standar Nasional Pendidikan. Meningkatkan efesiensi penggunaan dana operasional sekolah melalui penghematan dan pengurangan konsumsi dari berbagai sumber daya energi.
“Menciptakan kebersamaan warga sekolah dan kondisi belajar mengajar yang lebih nyaman dan kondusif. Menjadi tempat pembelajaran tentang nilai-nilai pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan hidup yang baik dan benar bagi warga sekolah dan masyarakat sekitar,” tukasnya.
Meningkatkan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui kegiatan pengendalian pencemaran, pengendalian kerusakan dan pelestarian fungsi lingkungan di Sekolah.
Untuk dapat meraih penghargaan Adiwiyata perlu Standar Evaluasi Pencapaian Adiwiyata, diantaranya adalah kebijakan berwawasan lingkungan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memuat upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Misalnya standar pencapaian yakni tersusunnya visi, misi dan tujuan yang memuat upaya pelestarian fungsi lingkungan atau mencegah terjadinya pencemaran, kerusakan lingkungan hidup serta memahami visi, misi dan tujuan kepada semua warga sekolah.
“Standar pencapaian struktur kurikulum memuat pelestarian fungsi lingkungan, mencegah terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup,” jelasnya.
Standar Tenaga Pendidik memiliki Kompetensi dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran lingkungan hidup. Diantaranya bisa menerapkan pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara aktif dalam pembelajaran.
“Standar pencapaian tenaga pendidik 70 persen menerapkan metode yang melibatkan peserta didik secara aktif, pengalaman lapangan, curah pendapat dan lain-lain,” terangnya.
Selain itu, perlu mengembangkan isu lokal atau isu global sebagai materi pembelajaran Lingkungan Hidup sesuai dengan jenjang Pendidikan. Hasil pencapaian nya, 70 persen tenaga pendidik mengembangkan isu lokal daerah dan isu global yang terkait dengan PPL.
Sekolah juga perlu melakukan kegiatan lingkungan berbasis partisipatif. Standar pelaksanaan kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang terencana bagi warga sekolah. Sekolah wajib memelihara dan merawat gedung dan lingkungan sekolah oleh warga sekolah. Hasil tersebut mencapai 80 persen warga sekolah terlibat dalam pemeliharaan gedung dan lingkungan sekolah.
“Memanfaatkan lahan dan fasilitas sekolah sesuai kaidah-kaidah perlindungan dan pengelolaan Lingkungan Hidup. Hasil pencapaian yakni 80 persen warga sekolah memanfaatkan lahan dan fasilitas sekolah sesuai kaidah kaidah yang berlaku,” tuturnya.
Pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan. Dengan menyediakan sarana prasarana untuk mengatasi permasalahan lingkungan hidup di sekolah. Hasil pencapaian tersedianya 6 sarana prasarana untuk mengatasi permasalahan lingkungan hidup di sekolah sesuai dengan standar sarana dan prasarana Permendiknas no. 24 tahun 2007.
Menyediakan sarana prasarana untuk mendukung pembelajaran lingkungan hidup di sekolah. Pencapaiannya yakni tersedianya pemanfaatan pengolahan air, kebun sekolah, toga, kolam ikan, biopori serta sumur resapan. “Harapan saya, semua sekolah bisa mengikuti program Adiwiyata. Kami ingin mengajak kepada anak-anak menjadi pemimpin yang peduli dengan lingkungan di kemudian hari,” harap Irma.
Sementara Kepala SD Islam Al Azhar BSD Akhsid Utami mengatakan pihaknya sangat senang atas penghargaan yang diberikan kepada sekolahnya. “Ini merupakan buah dari kinerja tim kami selama ini. Namun ini juga merupakan beban bagi kami karena harus ada penerapan dalam sehari-hari, dan ini butuh komitmen seluruh warga sekolah,” ungkap Utami.
Untuk menuju ke Adiwiyata Mandiri, dua sekolah ini wajib memiliki 10 sekolah binaan yang harus lolos dalam seleksi Adiwiyata tingkat Kota. “Kami menghimbau pada anak-anak dan seluruh warga sekolah untuk menjaga lingkungan. Ini menjadi modal anak untuk mereka nyaman memperoleh pendidikan di sekolah,” ungkap Utami
Program yang telah dibuat SD Islam Al Azhar BSD ini adlaah adalah piket harian sekolah, selasa bersih, jumat bersih, pemilahan sampah organic dan non organic, komitmen bersama untuk menjaga kelestarian lingkungan, dan penanaman pendidikan karakter untuk selalu bersih, rapi, disiplin, menjaga kenyamanan, peduli, cerdas, tangguh, dan jujur.
“Kami juga telah mempersiapkan dokumen adiwiyata yang diperlukan. Selain itu, kita sudah mensosialisasikan kepada warga sekolah, mulai dari siswa, guru, kantin, penjaga sekolah, penjaga kebersihan, dan lainnya,” papar Utami.
Tentunya, pihak sekolah juga sudah bebenah secara fisik. Mulai dari tanaman obat keluarga, taman, biopori, bunga, tempat sampah oranic non organic, dan lain sebagainya. “Kami juga menghimbau kepada siswa untuk mengurangi sampah dengan cara membawa bekal dari rumah menggunakan tempat makan. Setiap acara di sekolah pun diusahakan tidak menggunakan bahan plastic, tapi menggunakan piring maupun gelas, sehingga tidak menambah sampah,” jelasnya.
Menurut Utami, di sekolahnya telah menerapkan sistem Reuse, Reduce, dan Recycle (3R). Ini merupakan cara untuk menjaga sekolah berwawasan lingkungan. (bpti-ts)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Dua Sekolah di Tangsel Raih Penghargaan Adiwiyata Nasional"

Posting Komentar